Kawasan Hunian dengan konsep ‘e-living’ & ‘e-working’
Pasangan bekerja adalah hal yang jamak dewasa ini. Ayah & ibu berangkat kerja pagi-pagi sekali & baru tiba kembali di rumah setelah gelap turun. Adapun anak, selepas sekolah, dari siang hingga petang tinggal di rumah bersama pengasuh. Bagi yang belum sekolah, berarti seharian penuh ditinggal di rumah.
Orang tua manapun pasti selalu ingin tahu keadaan anak; apa yang sedang mereka lakukan, apakah sudah mengerjakan pekerjaan rumah, apakah mereka tidak sedang melakukan pekerjaan yang membahayakan, dan banyak kekhawatiran lain. Telepon mungkin dapat membantu, tetapi akan lebih melegakan apabila dapat melihat dengan mata.
Kebutuhan itulah yang dijawab dengan perkembangan teknologi masa kini, khususnya internet broadband, sehingga orang tua dapat memantau kondisi rumah dari jarak jauh (remote) menggunakan webcam yang ditempatkan di sudut tertentu dalam rumah.
Selain itu, aplikasi lain yang dimungkinkan oleh kehadiran internet broadband adalah bekerja jarak jauh. Hal ini sangat tepat bagi kalangan professional, seperti penulis, desainer, atau praktisi hokum, yang tidak harus terpaku dengan kantor. Mereka tetap tinggal di rumah namun dapat berkomunikasi & melakukan berbagai aktifitas kantoran dari rumah. Maka marak pula yang disebut sebagai SOHO (small office home office).
Hal ini telah diprediksi oleh Alvin Toffler lewat bukunya "Third Wave" bahwa pada saatnya nanti bisa terjadi manusia akan dapat melakukan semuanya tanpa perlu keluar dari rumahnya.
Pada perkembangannya, kini konsep ‘rumah pintar’ seperti itu mulai banyak ditemui bahkan pada kawasan perumahan. Yang paling umum adalah pemanfaatan CCTV. Di cluster-cluster perumahan yang tergolong kelas premium, area-area tertentu telah dilengkapi dengan kamera sehingga keamanan dapat terus dipantau tanpa harus berkeliling cluster.
CCTV dapat juga dimanfaatkan untuk memungkinkan penghuni melihat terlebih dahulu tamu yang datang sebelum memutuskan untuk menerima atau menolaknya. Cara ini sangat efektif bagi mereka yang mendambakan privasi.
Konsep Smart Home System juga memungkinkan penghuni melakukan sejumlah hal menggunakan pengendali jarak jauh. Dengan sistem komputerisasi, dilakukan pengaturan berbagai perangkat seperti lampu, penyejuk udara, televisi, CCTV, intercom, panic button, dll sehingga semua berjalan secara otomatis & terprogram.
Pengaturan ini juga dapat dilakukan menggunakan pengendali jarak jauh (remote control). Penghuni tidak perlu repot-repot beranjak ke lantai lain sekadar untuk mematikan lampu. Kemampuan dari sistem ini juga masih bisa diperluas ke berbagai fungsi, semisal penghuni yang langsung ingin beristirahat karena sudah letih menempuh perjalanan macet dari kantor dapat mengatur dari jalan agar lampu & penyejuk ruangan di kamar menyala. Semua ini semakin mungkin dilakukan makin berkembangnya teknologi komunikasi dengan perangkatnya, handphone & smartphone.
Bahkan nantinya perangkat handphone akan menjadi satu alat untuk semua fungsi mulai dari kita bangun tidur di rumah, pergi dimana saja hingga kita tidur kembali di rumah semua akan bisa diatur & dibantu dengan hanya mengetik di handphone kita saja.
Bahkan handphone terasa lebih dekat dibanding istri kita.......(mungkin saja).
Kawasan Hunian dengan konsep ‘e-living’ & ‘e-working’
Posted by PHL Architects | 7/20/2008 12:02:00 pm | Architecture, Just Story | 0 comments »
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments
Post a Comment