Burj Al Taqa. Lilin raksasa ramah lingkungan

Posted by PHL Architects | 7/22/2008 03:20:00 pm | | 0 comments »

Burj Al Taqa

Sebuah bangunan menara pencakar langit sedang didesain, yang mana bangunan tersebut dapat menghasilkan semua kebutuhan energinya sendiri melalui peralatan yang dapat diperbarui seperti turbin angin & ‘solar panel’ (pengolahan tenaga angin dan sinar matahari). Didesain oleh arsitek dari Jerman, Eckhard Gerber, bangunan pencakar langit 68 lantai, 322m ini akan dibangun di Riyadh, Dubai & Bahrain (sepertinya dibangun beberapa) dan bukan hanya menjadi bangunan tertinggi ke-22 di dunia, tapi juga akan merupakan bangunan dengan emisi nol.

Dijuluki sebagai ‘lili raksasa’ & tidak seperti lilin lain pada umumnya yang berukuran sangat kecil dan bisa habis (berubah) energinya. Lilin yang satu ini selama ada angin dan matahari maka energi yang dihasilkannya tidak akan pernah habis. Oleh karena itu, tidak salah memang apabila lilin raksasa yang berada di Dubai ini diberi nama Burj Al Taqa, atau Energy Tower.

Burj Al Taqa dibangun dengan mengikuti prinsip-prinsip yang digunakan pada arsitektur arab tradisional. Semenjak jaman dahulu kala, bangsa arab telah mahir membuat bangunan yang dapat mengolah angin panas menjadi angin sejuk untuk menyegarkan orang-orang yang ada dalam bangunan tersebut. Dengan prinsip ini, Burj Al Taqa dapat menjaga suhu dalam bangunan tetap rendah tanpa menggunakan AC sama sekali. Prinsip ini membuat Burj Al Taqa dapat menghemat 40% kebutuhan listriknya.

Di luar dari bentuknya, projek ini mempunyai banyak hal yang patut dicermati. Temperatur di Dubai dapat mencapai 50 derajat celcius, sehingga bentuk silinder dari bangunan didesain untuk meminimalkan permukaan yang terekspos pada matahari dengan kata lain mempunyai sesedikit mungkin permukaan area yang terekspos ke arah matahari. Ia mempunyai juga sebuah bagian pelindung cahaya yang menutupi 60% dari permukaannya yang terpengaruhi oleh matahari – dibangun dari material ultra modern yang bahkan belum ada di pasaran.

Bangunan ini juga akan menggunakan pengudaraan alami untuk pendinginan hawanya. Sebagai tambahan, terdapat 15.000 m2 panel photovoltaic sistem di bagian atas bangunan & 17.000 m2 panel yang mengapung di laut membentuk pulau buatan, yang mana akan memenuhi semua kebutuhan listrik bangunan ini. Semua kelebihan energi listrik akan digunakan untuk memperoleh hidrogen dari air laut – yang akan disimpan di ‘fuel cell’ dan digunakan untuk tenaga penerangan bangunan pada malam hari.

Pada puncak Burj Al Taqa juga terdapat alat untuk menangkap energi matahari. Alat ini dilengkapi sensor yang dapat mendeteksi posisi matahari, sensor ini memungkinkan Burj Al Taqa untuk dapat mengoptimalkan penangkapan sinar matahari dan juga pengolahan angin. Juga pada ujung atas dari menara ini akan terdapat sebuah 200 kaki turbin yang me menangkap kekuatan dari tiupan angin, dan kemudian dijadikan sebagai supplai tenaga listrik.

Menara ini juga mempunyai sebuah lapisan pelindung massif untuk melindunginya dari matahari, & kaca vakum / kedap udara yang akan mengurangi jumlah panas yang diserap dari suhu temperatur yang ekstrem (hingga 50 derajat celcius / 122 F) yang mana mengurangi ketergantungan terhadap sistem pendingin tradisional selama ini. Kaca ini menyalurkan 2/3 lebih sedikit panas daripada kaca biasa pada umumnya, & mengurangi jumlah listrik yang dibutuhkan untuk menyalakan unit pendingin ruangan.

Mengenai penghawaan udara, sistem utama untuk mendinginkan udara di dalam menara menggunakan sebuah sistem pancaran yang mendorong udara dingin di lantai bawah dan mengisapnya keluar ke bagian atas dari menara. Pendingin udara ini akan menggunakan air laut & 3 unit pendingin bawah tanah yang bisa menurunkan temperatur di dalam hingga 18 derajat celcius / 64,4 F.

Prinsip arsitektur tradisional yang ditiru Burj Al Taqa membuat angin panas terangkat ke udara, angin panas ini kemudian digunakan untuk memutar kincir angin – kincir angin yang diletakkan secara vertikal dalam bangunan. Kincir angin inilah yang menghasilkan energi bagi bangunan.

Bagian luar dan dalam dari Burj Al Taqa ini juga dilengkapi dengan beberapa taman gantung. Taman-taman inilah yang bertugas untuk menjamin kesegaran dan kebersihan udara yang mengalir di dalam dan sekitar menara ini.
Atrium tengah berisi daluran pipa transparan yang terlihat seperti plastik silinder dipasang melalui langit-langit pada semua tingkat bangunan. Sang arsitek mempertimbangkan rencana untuk menggantung struktur taman-taman dengan pipa-pipa ini, tali baja, untuk menampilkan fungsi & kegunaannya. Tanaman ini akan membantu menjaga udara bersih & kaya oksigen. Sebelumnya udara sudah didinginkan terlebih dahulu secara alami oleh air laut di bawah.
Bangunan ini masih harus membuktikan ‘sustainabilitiy’-nya yang mana banyak material & teknik yang digunakan di pembangunannya yang belum terbukti secara menyakinkan, walaupun para insinyur telah mensimulasikannya menggunakan program CAD.







Related Posts



0 comments

Subscribe Now

Translate this blog to :