Oslo's new opera house shuns pomp and splendour
Meskipun bentuk strukturnya yang futuristic & sudut-sudut miringnya, desain dari dari Opera house yang baru di Oslo jauh dari kesan mewah. Pengunjung bahkan dapat pikinik di atas atap & semua orang dapat saling berbaur bersama.
“Kamu dapat berjalan-jalan di atap dan mengapresiasi seni secara leluasa. Hanya di opera inilah satu-satunya anda akan mendapatkan kebebasan ini,” ujar Bjoern Simensen, direktur pelaksana dari Oslo Opera House ini, yang menghabiskan biaya US$ 767 juta untuk membangunnya.
Bangunan ini berlokasi di area waterfront di pusat kota Oslo, yang didesain oleh Snoehetta, biro konsultan arsitektur dari Norwegia yang juga mendesain perpustakaan Alexandria di tahun 2002, dan akan dibuka April tahun 2008.
Meskipun bentuk strukturnya yang futuristic & sudut-sudut miringnya, desain dari dari Opera house yang baru di Oslo jauh dari kesan mewah. Pengunjung bahkan dapat pikinik di atas atap & semua orang dapat saling berbaur bersama.
“Kamu dapat berjalan-jalan di atap dan mengapresiasi seni secara leluasa. Hanya di opera inilah satu-satunya anda akan mendapatkan kebebasan ini,” ujar Bjoern Simensen, direktur pelaksana dari Oslo Opera House ini, yang menghabiskan biaya US$ 767 juta untuk membangunnya.
Bangunan ini berlokasi di area waterfront di pusat kota Oslo, yang didesain oleh Snoehetta, biro konsultan arsitektur dari Norwegia yang juga mendesain perpustakaan Alexandria di tahun 2002, dan akan dibuka April tahun 2008.
Keterbukaan dan aksesbilitas yang mudah menjadi konsep utama dari desain ini, yang mana akan berfungsi sebagai tempat dari pertunjukan opera dan balet.
Diluar, pengunjung dapat berjalan menuju ke atas dari bangunan setinggi 32m melalui jalur ramp yang menghubungkan tanah dengan bagian atap. Tidak penghalang yang akan menghentikan jalan mereka, ataupun petugas yang akan menegur pengunjung yang berpiknik ataupun ber-skate board turun dan meloncat kedalam air danau.
“Kami menginginkan bangunan ini merefleksikan nilai-nilai dari masyarakat kami,”demikian ucap Tarald Lundevall, arsitek kepala proyek ini.
Diluar, pengunjung dapat berjalan menuju ke atas dari bangunan setinggi 32m melalui jalur ramp yang menghubungkan tanah dengan bagian atap. Tidak penghalang yang akan menghentikan jalan mereka, ataupun petugas yang akan menegur pengunjung yang berpiknik ataupun ber-skate board turun dan meloncat kedalam air danau.
“Kami menginginkan bangunan ini merefleksikan nilai-nilai dari masyarakat kami,”demikian ucap Tarald Lundevall, arsitek kepala proyek ini.
Di kawasan Skandinavia, monument-monument yang ada terletak di belakang, agak misterius dan terpisah. Sehingga ide dari kemudahan dan kebebasan akses menuju ruang publik sangatlah penting. Dengan desain bangunan ini, arsitek menginginkan sebuah kesan horizontal, yang menngijinkan orang-orang untuk memanfaatkan bangunan di level mana saja, seperti berjalan leluasa dan melihat air danau yang terbentang bebas di depan mereka.
Di dalam opera, hall utama dengan 1.359 kursi juga menunjukkan kesan yang yang sama, kesan persamaan di antara semua pengunjung, lain halnya dengan desain dari bangunan opera lain pada umumnya yang membuat adanya ruang-ruang eksklusif terpisah di bagian atas. Jadi, ketika raja Norwegia, Raja Harald dan Ratu Sonja menghadiri sebuah pertunjukan, mereka akan duduk dengan penonton lainnya dengan hanya ada sedikit jarak pemisah, kurang dari 5m.
Di dalam opera, hall utama dengan 1.359 kursi juga menunjukkan kesan yang yang sama, kesan persamaan di antara semua pengunjung, lain halnya dengan desain dari bangunan opera lain pada umumnya yang membuat adanya ruang-ruang eksklusif terpisah di bagian atas. Jadi, ketika raja Norwegia, Raja Harald dan Ratu Sonja menghadiri sebuah pertunjukan, mereka akan duduk dengan penonton lainnya dengan hanya ada sedikit jarak pemisah, kurang dari 5m.
Opera ini direncanakan akan dibuka pada saat malam tahun baru 2009, dikarenakan adanya keterlambatan pemasangan dari sistem control panggung.
Di bagian belakang dari setiap kursi akan terdapat sebuah layer kecil yang menyediakan teks dan terjemahan dari pertunjukan yang sedang diadakan.
Yang masih menjadi kendala dari desain atap yang miring ini adalah pada saat turun salju, sehingga permukaan ramp akan menjadi licin dan karena kemiringannya menjadi akan berbahaya bagi pengunjung yang tidak berhati-hati.
Di bagian belakang dari setiap kursi akan terdapat sebuah layer kecil yang menyediakan teks dan terjemahan dari pertunjukan yang sedang diadakan.
Yang masih menjadi kendala dari desain atap yang miring ini adalah pada saat turun salju, sehingga permukaan ramp akan menjadi licin dan karena kemiringannya menjadi akan berbahaya bagi pengunjung yang tidak berhati-hati.
Sebagai tambahan, beberapa kritik muncul seperti seharusnya granit dari Norwegia yang harus dipakai dibandingkan menggunakan marmer dari Italia yang melapisi sekitar 20.000 m2 bagian eksterior bangunan karena dari awal bangunan ini ditujukan sebagai ‘showcase’ dari arsitektur Norwegia.
Dan juga kemudian beberapa dari batu marmer tersebut di bagian foyer sudah mulai berubah menjadi kuning karena reaksi kimia terhadap air. Pihak kontraktor bersikeras bahwa warna kuning ini akan segera hilang begitu batu tersebut kering.
Dan juga kemudian beberapa dari batu marmer tersebut di bagian foyer sudah mulai berubah menjadi kuning karena reaksi kimia terhadap air. Pihak kontraktor bersikeras bahwa warna kuning ini akan segera hilang begitu batu tersebut kering.
Location:Oslo, Bjørvika, Norway
Project:New National Opera House
Project scope:Open international competetion, 1st prize,contracted
Client:STATSBYGG
Size:39.000 sq.m.
Budget:2,5 Billion NKR
Schedule:Completion April 2008
0 comments
Post a Comment